Penyair Hujan

Aku baru sadar, aku sengaja tak punya jas hujan…
Semua atas nama ritual berbalut kenikmatan :
supaya aku punya alasan untuk berteduh,
lalu memandang hujan dalam diam.




Selagi aku memandang wajah-wajah sebal dalam balutan jas hujan,
apa yang sedang kau lakukan,
wahai penyair hujan?

Adakah sunyi yang kau cari,
pada suara hujan yang jatuh di atap rumahmu yang asri?

Adakah sunyi yang kau cari,
dalam sesapan teh hangatmu yang tak berteman?

Adakah sunyi yang kau cari,
saat kau pandang tea set beranggotakan sebuah teko dan cangkir sepasang?

Akankah kuganggu sunyimu bila kau kutemui?

Penyair hujan,
aku jatuh cinta pada cakrawala…
Maka tolong ajari aku cara menebas jaraknya…

By : Sapardi Djoko Damono

Original from http://afraafifah.wordpress.com/2010/03/27/penyair-hujan/

Terjemahkan artikel ke bahasa lain

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Konflik umat manusia : tipu daya iblis

Fikiran adalah Logic rasionalitas yang dimiliki manusia. Logic itu memberikan jawaban atas semua pertanyaan, memberikan jawaban atas segala ...